Monday, July 25, 2016

Tips Memotret Milky Way (Langit Malam Penuh Bintang)



Tehnik foto Milky Way atau dalam bahasa indonesia adalah Bima Sakti. Sebenarnya untuk memfoto langit di malam hari tidak terlalu sulit, settingnya karena terang-gelap di malam hari kurang lebih sama sepanjang malam. Setelah settingnya sudah didapatkan, tidak perlu mengganti-ganti setting lagi sepanjang malam.

Menurut Enche Tjin(infofotografi.com) untuk bukaan/aperture, usahakan bukaan yang terbesar, supaya bisa menyerap banyak cahaya. Idealnya, lensa lebar dengan bukaan besar, seperti f/2.8. Jika mengunakan lensa kit, gunakan focal length 18mm dan f/3.5 dan shutter speed 30 detik. Semakin lambat shutter speednya, bentuk bintang akan berubah menjadi garis.

ISO yang digunakan biasanya tinggi, karena kondisi di malam hari sangat gelap. Tergantung bukaan yang dipakai dan seberapa gelap malam itu, biasanya ISO yang digunakan berkisar antara 3200-12800.

Memang, semakin tinggi noise, akan membuat kualitas foto semakin berkurang, tapi memang hal ini adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Satu hal lagi yang penting adalah gunakan Tripod.

Solusi untuk mendapatkan kualitas foto yang lebih baik yaitu dengan menggunakan kamera dengan ISO tinggi yang lebih bagus, mengunakan kamera khusus astrofotografi seperti Canon 60Da atau Nikon D810a atau teknologi khusus seperti Astrotracer dari Pentax K3 II yang memungkinkan shutter speed lebih dari 30 detik tapi bentuk bintang tetap bulat.

Thursday, April 9, 2015

Tips Memilih Lensa Kamera yang Tepat

Tips Memilih Lensa Kamera yang Tepat


Banyak sekali fotografer, terutama mereka yang pemula bertanya tentang bagaimana cara memilih lensa yang tepat sesuai dengan kegunaan/keinginan dan spesifikasi seperti apa yang mereka perlukan. Sementara banyak fotografer mempercayai lensa X untuk  mengabadikangambar portrait, banyak juga fotografer yang menggunakan lensa Y untuk melakukan hal yang sama.  Hal ini tidak hanya berlaku untuk kasus foto portrait namun juga fotografi lain seperti foto landscape, fotografi jalanan dll. Memang pemilihan lensa tergantung dari preferensi pribadi, dan lensa tertentu akan sangat baik mengabadikan hal-hal tertentu dibandingkan dengan lensa-lensa lain. Memahai tentang spesifikasi dan cara kerja lensa akan sangat membantu dalam memilih lensa yang sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa saran yang mungkin bisa diikuti adalah :
1. Lakukan research atau penelitian dengan cara membaca banyak artikel baik itu majalah maupun artikel online seperti ini
2. Tentukan budget/dana anda. 
3. Buat daftar tentang lensa apa saja yang sudah anda miliki
4. Cari tahu spesifikasi apa yang anda inginkan
5. Cari tahu seberapa jauh/jarak antara subjek yang akan anda abadikan dengan kamera
6. Carilah spesifikasi terpenting yang harus ada pada lensa anda
Nah apabila beberapa saran diatas masih belum mampu untuk menjawab pertanyaan anda, dan anda membutuhkan beberapa saran tambahan, anda bisa bertanya pada fotografer-fotografer lain yang menggunakan lensa yang anda inginkan, tanya juga hal-hal yang berhubungan dengan paket penjualan dan jaminan. Apabila memungkinkan anda dapat meminjam lensa yang mereka gunakan, disinilah perlunya keterlibatan kita dalam beberapa komunitas fotografi baik dalam skala lokal maupun nasional.

1. Variabel dasar yang dimiliki lensa

Ada dua buah variabel yang harus dimiliki lensa untuk menghasilkan gambar yang berkualitas, yang pertama adalah fokus yang bisa didapatkan dengan cara menggerakkan elemen-elemen lensa maju mundur. dan yang kedua aperture adalah bukaan diafragma yang mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera

2. Focal Length dan Crop Factor

Apabila kamera anda adalah tipe Non Full Frame, sebut saja APSC atau APSH maka kita juga harus mempertimbangkan crop factor/faktor kali yang menghasilkan focal length bila terpasang pada kamera kita, lebih jelas tentang crop factor dan focal length dapat anda baca disini.

3. Lensa Standar, Portrait, Macro dan Wide Angle

Lensa standar memiliki focal length antara 50-80mm, apabila kamera anda non-full frame maka anda perlu mengalikan focal length lensa dengan crop factor kamera anda masing-masing. Untuklensa Portrait ada pada kisaran focal length 80-130 mm, dan untuk lensa wide angle memiliki focal length antara 20-35 mm. Sedangkan lensa makro adalah lensa dengan spesifikasi pembesaran khusus sehingga mampu mengabadikan subjek dengan ukuran yang sangat kecil. Lebih jauh tentang lensa makro dapat anda baca disini.

4. Lensa Zoom dan Lensa Prime

Lensa yang dijual dipasaran saat ini memiliki 2 tipe yakni lensa zoom atau lensa dengan focal length yang dapat diubah-ubah/diatur dan lensa prime/lensa fixed dengan focal length yang tetap. Kedua tipe lensa tersebut memiliki kelebihan masing-masing yang dapat anda baca disini.

5. Fitur Fitur Lensa

Ada beberapa fitur yang ditawarkan oleh lensa, sebut saja lensa keluaran canon yang menawarkan fitur Image Stabilization(IS), USM(Ultra Sonic Motor) dan STM, yang memiliki keunggulan masing-masing. Nah apabila anda memiliki budget yang lebih maka beberapa fitur tadi bisa anda pertimbangkan untuk mendapatkan gambar yang lebih tajam. Lebih jauh tentang fitur lensa dapat anda baca disini.

6. Kualitas Lensa

Selain memiliki fitur-fitur khusus lensa juga memiliki kualitas yang berbeda, baik dari kualitas didalam lensa maupun bodi yang kokoh pada bagian luar. Sebut saja lensa canon yang mempunyai jajaran produk Lensa L Series yang banyak digemari oleh para professional yang menawarkan lensa dengan elemen flourite, UD(Ultra Low Dispersion) dan Super UD(Super Ultra Low Dispersion) yang kesemuanya memiliki keunggulan masing-masing yang dapat anda pelajari disini.

7. Lensa dengan bukaan aperture lebar

Pengaturan ISO maupun shutter speed dapat diatur melalui spesifikasi kamera anda, namun untuk pengaturan aperture atau bukaan diafragma didapatkan dari spesifikasi lensa. Lensa dengan bukaan aperture yang lebar memiliki kelebihan dibanding bukaan aperture sempit yakni keunggulan saat digunakan pada kondisi minim cahaya, baik sore/malam hari, indoor maupun acara-acara tertentu. Lensa dengan bukaan lebar juga akan menghasilkan bokeh, yang tidak ditemui pada lensa dengan bukaan aperture sempit, dimana kualitas bokeh juga sangat dipengaruhi oleh kualitas lensa.

Wednesday, April 8, 2015

Tips Melatih Skill Fotografi Setiap Hari

Tips Melatih Skill Fotorafi Setiap Hari


Kunci untuk belajar fotografi adalah berlatih. Memotretlah setiap hari. Hanya, kadang-kadang, kita bingung bagaimana berlatih setiap hari dan apa yang harus dipotret? Ini ada beberapa tips untuk kamu yang ingin belajar memotret setiap hari:
Selalu Bawa Kamera Kemanapun Kamu Pergi
Tidak harus dSLR, tentunya, karena tidak praktis. Dengan teknologi yang tersedia sekarang, kamera ponsel pun sudah cukup memadai untuk digunakan memotret setiap hari. Apalagi dengan adanya begitu banyak social media khusus fotografi seperti Flickr, Instagram, PicsArt, Stream Zoo dan banyak lagi. Kapanpun ada sesuatu yang menarik, jepret! Tidak usah kuatir tentang kamera apa yang kamu gunakan, yang penting kamu melatih mata kamu setiap hari dan akhirnya akan terbiasa mengatur komposisi, melihat  gelap dan terang, mencari prioritas fokus, dan seterusnya.
Cobalah Semua Genre Fotografi
Kamu tidak akan tahu apa yang paling nyaman buatmu sampai kamu mencoba semua. Jangan terpaku pada satu kategori saja. Kalau kamu sedang berjalan-jalan, cobalah street photography. Kalau ada teman yang baru punya anak, cobalah buat foto-foto newborn, ada teman yang suka difoto cobalah berlatih membuat portrait. Kalau sedang di rumah, cobalah memotret still life atau food photography. Kemungkinannya tanpa batas, kan? Tidak ada alasan untuk tidak punya objek foto.
Memotret Satu Objek Dalam Banyak Cara
Memahami teknik fotografi akan lebih mudah jika kamu langsung mencobanya. Untuk ini, cobalah memotret satu benda dengan menerapkan berbagai teknik. Gunakan shutter speed yang berbeda, DoF yang berlainan, dari berbagai sudut, dengan properti  dan lighting yang bermacam-macam. Berlatih seperti ini setiap hari akan dengan cepat membantu  kamu meningkatkan kemampuan teknis fotografi.
Jadikan Memotret Sebagai Rutinitas
Seperti juga semua hal yang kamu lakukan setiap hari, memotret juga bisa jadi rutinitas. Selalu sediakan waktu untuk berlatih. Beberapa fotografer yang juga bekerja kantoran punya kebiasaan “lunch photography”, dimana mereka menggunakan waktu istirahat makan siang mereka untuk keluar kantor dan memotret apa yang mereka lihat siang itu. Pelan-pelan, ini akan jadi latihan fotografi harian.
Kamu juga bisa mencoba beberapa “tantangan fotografi” yang ada di internet. Yang paling umum adalah 365 Days Challenge, sebuah proyek fotografi harian yang mengharuskan kamu memotret diri sendiri (ada juga yang menggunakan tema lain seperti langit, arsitektur, dsb.) setiap hari selama satu tahun penuh. Wow. Saya pernah mencoba tantangan ini dan ternyata sangat menyenangkan dan saya sukses menyelesaikannya! Dari challenge itu saya belajar banyak sekali tentang fotografi. Ada juga 30-Days Challenge yang dilakukan di awal suatu bulan tertentu dengan 30 tema berbeda setiap hari. Kamu bisa coba dengan memasukkan keyword  “30 days photography challenge” di image search Google, dan akan muncul banyak sekali daftar yang bisa kamu gunakan.

Saturday, April 4, 2015

Konsep ISO Dalam Fotografi

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
  • Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
  • Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Konsep ISO Dalam Fotografi
Secara garis besar:
  • Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  • Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  • Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

sumber: belfot.com

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

“teknik sangatlah penting dalam belajar fotografi makro, kali ini saya akan sharing soal cara foto close-up, tiga langkah penting kali yang harus diperhatikan adalah pencahayaan, fokus, dan ketajaman foto close-up seperti bunga, serangga, dsb. anda harus membutuhkan 3 hal yang sudah dipersiapkan. ”
fotografi makro mengajak kita untuk mengeksplorasi detail dari sebuah gambar, mungkin bagi kalian semua yang suka dengan hasil foto2 makro dapat mengetahui alat-alat yang dibutuhkan. karena dengan alat yang benar dan pemahaman cara penggunaannya, dan setelah itu kamu akan segera tergila-gila dengan dunia yang tidak kamu lirik sebelumnya. 

buat kalian yang ingin memulai foto close-up seperti bunga, serangga, dsb. anda harus membutuhkan 3 hal yang sudah dipersiapkan yaitu:

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

 1. Ketajaman
yang membuat indah sebuah foto makro adalah ketajaman. faktor yang membuat gambar tidak tajam bisa jadi disebabkan oleh kamera kamu goyang (mungkin karena cape), kadang menekan tombol shuter juga bisa buat shaking untuk pengambilan gambar yang sangat dekat, namun mensiati objek juga merupakan hal penting, karena tidak semua objek yang statis (diam) tidak dapat mempengaruhi. misal kamu mau mengambil foto bunga... oleh maka itu coba siapkan penjepit atau penyangga kecil agar kamu tidak menyianyiakan kesempatan yang mungkin terjadi. 
mungkin tips yang paling tepat untuk hal ini ialah menggunakan tripot agar kamera dapat berdiri stabil dan kokoh.

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

 2. Focus
nah ini yang harus diperhatikan, focus nya hasil gambar, karena foto yang istilahnya "tajem"  cuma dihasilkan dari hasil focus yang tepat. untuk membuat foto makro diperlukan pemfocusan uang akuran mungkin karena DOF yang sempit. sekmakin dekat jarak kamu pada objek semakin rendah DOF, jadi gunakan tombol DOF preview intuk memeriksa fockus objek pada pengaturan diagfragma tersebut. biasanya diafragma yang digunakan berkisar di f/16 s-d f/22 , untuk itu hindari bukaan paling terkecil karena dapat membuat gambar tidak tajam.

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

3. Lighting 
Pencahayaan juga menjadi masalah dalam foto makro, salah satu kendala utama yang dihadapii dalam fotografi makro adalah kurangnya cahaya karena harus menggunakan diaframa kecil. untuk memasukan sebanyak mungkin cahaya yang , gunakan speed shutter yang lambat. dan sepertinya jika sudah seperti ini kita memang membutuhkan tripot untuk fotomakro.

jarak focus lebih panjang bisa didapat dari lensa makro yang lebih mahal akan lebih nyaman digunakan untk mendapat lebih banyak cahanya pada obyek karena pembesaran 1:1 bisa dicapai dari jarak jauh. bila inin menggunakan lambpu tambahan atau relektor juga akan lebih mudah kera tersedia lebih banyak ruang.
untk aksesoris, reflektor merupakan pilihan bagus, dan harganya juga lumayan terjangkau dibanding dengan kamu beli speed light :p, Diffuser juga berguna untk melembutkan cahaya agar tidak terlalu kuat menembah objek , sert berguna untk mengabadikan objek berkilau di dalam ruangan, untuk pemotretan indoor, tak perlu menggunakan satu set peralatan pencahayaan profesional, saya rasa satu meja sederhana saja sudah cukup melengkapi.

Monday, March 30, 2015

Cara Membuat Foto Panning (Tutorial Fotografi)

Cara Membuat Foto Panning (Tutorial Fotografi)


Cara Membuat Foto Panning (Tutorial Fotografi)

  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!

Cara Membuat Foto Siluet (Fotografi Tutorial)

Cara Membuat Foto Siluet (Fotografi Tutorial)


Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:

Matikan Flash

Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)

Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik

Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat

Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)

Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….

Jangan takut mencoba

Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun.