Thursday, April 9, 2015

Tips Memilih Lensa Kamera yang Tepat

Tips Memilih Lensa Kamera yang Tepat


Banyak sekali fotografer, terutama mereka yang pemula bertanya tentang bagaimana cara memilih lensa yang tepat sesuai dengan kegunaan/keinginan dan spesifikasi seperti apa yang mereka perlukan. Sementara banyak fotografer mempercayai lensa X untuk  mengabadikangambar portrait, banyak juga fotografer yang menggunakan lensa Y untuk melakukan hal yang sama.  Hal ini tidak hanya berlaku untuk kasus foto portrait namun juga fotografi lain seperti foto landscape, fotografi jalanan dll. Memang pemilihan lensa tergantung dari preferensi pribadi, dan lensa tertentu akan sangat baik mengabadikan hal-hal tertentu dibandingkan dengan lensa-lensa lain. Memahai tentang spesifikasi dan cara kerja lensa akan sangat membantu dalam memilih lensa yang sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa saran yang mungkin bisa diikuti adalah :
1. Lakukan research atau penelitian dengan cara membaca banyak artikel baik itu majalah maupun artikel online seperti ini
2. Tentukan budget/dana anda. 
3. Buat daftar tentang lensa apa saja yang sudah anda miliki
4. Cari tahu spesifikasi apa yang anda inginkan
5. Cari tahu seberapa jauh/jarak antara subjek yang akan anda abadikan dengan kamera
6. Carilah spesifikasi terpenting yang harus ada pada lensa anda
Nah apabila beberapa saran diatas masih belum mampu untuk menjawab pertanyaan anda, dan anda membutuhkan beberapa saran tambahan, anda bisa bertanya pada fotografer-fotografer lain yang menggunakan lensa yang anda inginkan, tanya juga hal-hal yang berhubungan dengan paket penjualan dan jaminan. Apabila memungkinkan anda dapat meminjam lensa yang mereka gunakan, disinilah perlunya keterlibatan kita dalam beberapa komunitas fotografi baik dalam skala lokal maupun nasional.

1. Variabel dasar yang dimiliki lensa

Ada dua buah variabel yang harus dimiliki lensa untuk menghasilkan gambar yang berkualitas, yang pertama adalah fokus yang bisa didapatkan dengan cara menggerakkan elemen-elemen lensa maju mundur. dan yang kedua aperture adalah bukaan diafragma yang mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera

2. Focal Length dan Crop Factor

Apabila kamera anda adalah tipe Non Full Frame, sebut saja APSC atau APSH maka kita juga harus mempertimbangkan crop factor/faktor kali yang menghasilkan focal length bila terpasang pada kamera kita, lebih jelas tentang crop factor dan focal length dapat anda baca disini.

3. Lensa Standar, Portrait, Macro dan Wide Angle

Lensa standar memiliki focal length antara 50-80mm, apabila kamera anda non-full frame maka anda perlu mengalikan focal length lensa dengan crop factor kamera anda masing-masing. Untuklensa Portrait ada pada kisaran focal length 80-130 mm, dan untuk lensa wide angle memiliki focal length antara 20-35 mm. Sedangkan lensa makro adalah lensa dengan spesifikasi pembesaran khusus sehingga mampu mengabadikan subjek dengan ukuran yang sangat kecil. Lebih jauh tentang lensa makro dapat anda baca disini.

4. Lensa Zoom dan Lensa Prime

Lensa yang dijual dipasaran saat ini memiliki 2 tipe yakni lensa zoom atau lensa dengan focal length yang dapat diubah-ubah/diatur dan lensa prime/lensa fixed dengan focal length yang tetap. Kedua tipe lensa tersebut memiliki kelebihan masing-masing yang dapat anda baca disini.

5. Fitur Fitur Lensa

Ada beberapa fitur yang ditawarkan oleh lensa, sebut saja lensa keluaran canon yang menawarkan fitur Image Stabilization(IS), USM(Ultra Sonic Motor) dan STM, yang memiliki keunggulan masing-masing. Nah apabila anda memiliki budget yang lebih maka beberapa fitur tadi bisa anda pertimbangkan untuk mendapatkan gambar yang lebih tajam. Lebih jauh tentang fitur lensa dapat anda baca disini.

6. Kualitas Lensa

Selain memiliki fitur-fitur khusus lensa juga memiliki kualitas yang berbeda, baik dari kualitas didalam lensa maupun bodi yang kokoh pada bagian luar. Sebut saja lensa canon yang mempunyai jajaran produk Lensa L Series yang banyak digemari oleh para professional yang menawarkan lensa dengan elemen flourite, UD(Ultra Low Dispersion) dan Super UD(Super Ultra Low Dispersion) yang kesemuanya memiliki keunggulan masing-masing yang dapat anda pelajari disini.

7. Lensa dengan bukaan aperture lebar

Pengaturan ISO maupun shutter speed dapat diatur melalui spesifikasi kamera anda, namun untuk pengaturan aperture atau bukaan diafragma didapatkan dari spesifikasi lensa. Lensa dengan bukaan aperture yang lebar memiliki kelebihan dibanding bukaan aperture sempit yakni keunggulan saat digunakan pada kondisi minim cahaya, baik sore/malam hari, indoor maupun acara-acara tertentu. Lensa dengan bukaan lebar juga akan menghasilkan bokeh, yang tidak ditemui pada lensa dengan bukaan aperture sempit, dimana kualitas bokeh juga sangat dipengaruhi oleh kualitas lensa.

Wednesday, April 8, 2015

Tips Melatih Skill Fotografi Setiap Hari

Tips Melatih Skill Fotorafi Setiap Hari


Kunci untuk belajar fotografi adalah berlatih. Memotretlah setiap hari. Hanya, kadang-kadang, kita bingung bagaimana berlatih setiap hari dan apa yang harus dipotret? Ini ada beberapa tips untuk kamu yang ingin belajar memotret setiap hari:
Selalu Bawa Kamera Kemanapun Kamu Pergi
Tidak harus dSLR, tentunya, karena tidak praktis. Dengan teknologi yang tersedia sekarang, kamera ponsel pun sudah cukup memadai untuk digunakan memotret setiap hari. Apalagi dengan adanya begitu banyak social media khusus fotografi seperti Flickr, Instagram, PicsArt, Stream Zoo dan banyak lagi. Kapanpun ada sesuatu yang menarik, jepret! Tidak usah kuatir tentang kamera apa yang kamu gunakan, yang penting kamu melatih mata kamu setiap hari dan akhirnya akan terbiasa mengatur komposisi, melihat  gelap dan terang, mencari prioritas fokus, dan seterusnya.
Cobalah Semua Genre Fotografi
Kamu tidak akan tahu apa yang paling nyaman buatmu sampai kamu mencoba semua. Jangan terpaku pada satu kategori saja. Kalau kamu sedang berjalan-jalan, cobalah street photography. Kalau ada teman yang baru punya anak, cobalah buat foto-foto newborn, ada teman yang suka difoto cobalah berlatih membuat portrait. Kalau sedang di rumah, cobalah memotret still life atau food photography. Kemungkinannya tanpa batas, kan? Tidak ada alasan untuk tidak punya objek foto.
Memotret Satu Objek Dalam Banyak Cara
Memahami teknik fotografi akan lebih mudah jika kamu langsung mencobanya. Untuk ini, cobalah memotret satu benda dengan menerapkan berbagai teknik. Gunakan shutter speed yang berbeda, DoF yang berlainan, dari berbagai sudut, dengan properti  dan lighting yang bermacam-macam. Berlatih seperti ini setiap hari akan dengan cepat membantu  kamu meningkatkan kemampuan teknis fotografi.
Jadikan Memotret Sebagai Rutinitas
Seperti juga semua hal yang kamu lakukan setiap hari, memotret juga bisa jadi rutinitas. Selalu sediakan waktu untuk berlatih. Beberapa fotografer yang juga bekerja kantoran punya kebiasaan “lunch photography”, dimana mereka menggunakan waktu istirahat makan siang mereka untuk keluar kantor dan memotret apa yang mereka lihat siang itu. Pelan-pelan, ini akan jadi latihan fotografi harian.
Kamu juga bisa mencoba beberapa “tantangan fotografi” yang ada di internet. Yang paling umum adalah 365 Days Challenge, sebuah proyek fotografi harian yang mengharuskan kamu memotret diri sendiri (ada juga yang menggunakan tema lain seperti langit, arsitektur, dsb.) setiap hari selama satu tahun penuh. Wow. Saya pernah mencoba tantangan ini dan ternyata sangat menyenangkan dan saya sukses menyelesaikannya! Dari challenge itu saya belajar banyak sekali tentang fotografi. Ada juga 30-Days Challenge yang dilakukan di awal suatu bulan tertentu dengan 30 tema berbeda setiap hari. Kamu bisa coba dengan memasukkan keyword  “30 days photography challenge” di image search Google, dan akan muncul banyak sekali daftar yang bisa kamu gunakan.

Saturday, April 4, 2015

Konsep ISO Dalam Fotografi

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
  • Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
  • Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Konsep ISO Dalam Fotografi
Secara garis besar:
  • Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  • Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  • Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

sumber: belfot.com

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

“teknik sangatlah penting dalam belajar fotografi makro, kali ini saya akan sharing soal cara foto close-up, tiga langkah penting kali yang harus diperhatikan adalah pencahayaan, fokus, dan ketajaman foto close-up seperti bunga, serangga, dsb. anda harus membutuhkan 3 hal yang sudah dipersiapkan. ”
fotografi makro mengajak kita untuk mengeksplorasi detail dari sebuah gambar, mungkin bagi kalian semua yang suka dengan hasil foto2 makro dapat mengetahui alat-alat yang dibutuhkan. karena dengan alat yang benar dan pemahaman cara penggunaannya, dan setelah itu kamu akan segera tergila-gila dengan dunia yang tidak kamu lirik sebelumnya. 

buat kalian yang ingin memulai foto close-up seperti bunga, serangga, dsb. anda harus membutuhkan 3 hal yang sudah dipersiapkan yaitu:

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

 1. Ketajaman
yang membuat indah sebuah foto makro adalah ketajaman. faktor yang membuat gambar tidak tajam bisa jadi disebabkan oleh kamera kamu goyang (mungkin karena cape), kadang menekan tombol shuter juga bisa buat shaking untuk pengambilan gambar yang sangat dekat, namun mensiati objek juga merupakan hal penting, karena tidak semua objek yang statis (diam) tidak dapat mempengaruhi. misal kamu mau mengambil foto bunga... oleh maka itu coba siapkan penjepit atau penyangga kecil agar kamu tidak menyianyiakan kesempatan yang mungkin terjadi. 
mungkin tips yang paling tepat untuk hal ini ialah menggunakan tripot agar kamera dapat berdiri stabil dan kokoh.

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

 2. Focus
nah ini yang harus diperhatikan, focus nya hasil gambar, karena foto yang istilahnya "tajem"  cuma dihasilkan dari hasil focus yang tepat. untuk membuat foto makro diperlukan pemfocusan uang akuran mungkin karena DOF yang sempit. sekmakin dekat jarak kamu pada objek semakin rendah DOF, jadi gunakan tombol DOF preview intuk memeriksa fockus objek pada pengaturan diagfragma tersebut. biasanya diafragma yang digunakan berkisar di f/16 s-d f/22 , untuk itu hindari bukaan paling terkecil karena dapat membuat gambar tidak tajam.

3 Cara Membuat Hasil Foto MAKRO Jadi Lebih Baik

3. Lighting 
Pencahayaan juga menjadi masalah dalam foto makro, salah satu kendala utama yang dihadapii dalam fotografi makro adalah kurangnya cahaya karena harus menggunakan diaframa kecil. untuk memasukan sebanyak mungkin cahaya yang , gunakan speed shutter yang lambat. dan sepertinya jika sudah seperti ini kita memang membutuhkan tripot untuk fotomakro.

jarak focus lebih panjang bisa didapat dari lensa makro yang lebih mahal akan lebih nyaman digunakan untk mendapat lebih banyak cahanya pada obyek karena pembesaran 1:1 bisa dicapai dari jarak jauh. bila inin menggunakan lambpu tambahan atau relektor juga akan lebih mudah kera tersedia lebih banyak ruang.
untk aksesoris, reflektor merupakan pilihan bagus, dan harganya juga lumayan terjangkau dibanding dengan kamu beli speed light :p, Diffuser juga berguna untk melembutkan cahaya agar tidak terlalu kuat menembah objek , sert berguna untk mengabadikan objek berkilau di dalam ruangan, untuk pemotretan indoor, tak perlu menggunakan satu set peralatan pencahayaan profesional, saya rasa satu meja sederhana saja sudah cukup melengkapi.

Monday, March 30, 2015

Cara Membuat Foto Panning (Tutorial Fotografi)

Cara Membuat Foto Panning (Tutorial Fotografi)


Cara Membuat Foto Panning (Tutorial Fotografi)

  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!

Cara Membuat Foto Siluet (Fotografi Tutorial)

Cara Membuat Foto Siluet (Fotografi Tutorial)


Siluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:

Matikan Flash

Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)

Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik

Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat

Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)

Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….

Jangan takut mencoba

Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun.

Friday, March 27, 2015

Pantangan Fotografer


pantangan fotografer

1.  Lupa mengosongkan kartu memori
Kamera sudah siap, lensa sudah siap, memori sudah dimasukkan ke dalam ke kamera. Ketika kita sudah sampai tujuan foto kita waktu nya penjepretan ternyata ada keterangan di kamera kita “Memory Full” gimana rasanya kalau terjadi hal itu, apalagi foto di dalam memori belum dipindahkan. Coba kamu bayangin kalau lokasi hunting kita jauh. Maka dari itu biasakan jika kamu sudah selesai sesi pemotretan jangan lupa untuk langsung meng”copy” file fotomu dalam media penyimpananmu baik itu di Laptop / PC. Kemudian bisa untuk mengosongkan kembali memori kameramu.

2. Pergi pemotretan dengan baterai kamera habis
Hal yang kedua yang memalukan adalah ketika kita sudah siap akan pergi hunting foto atau melakukan sesi pemotretan, ternyata ada peringatan di kamera kita baterai kita sudah tidak cukup daya. Lalu apa daya mu untuk menjepret obyek tanpa sebuah baterai di kameramu. Sia-sialah waktumu. Biasakan untuk memenuhi baterai kameramu setiap kali kamu selesai memakainya. Jika punya budjet lebih belilah satu baterai lagi sebagai cadangan dan selalu letakkan di dalam tas kameramu. Sehingga hal yang memalukan ini tidak terjadi.

3. Lupa membawa “Plate Tripod”
Ketika kita ada sesi pemotretan dan memang seharusnya kita membawa tripod, sesampainya di lokasi pemotretan tripod sudah siap dipakai, kamu sadar ternyata ada yang kurang di tripodmu yaitu “Plate tripod” yang berfungsi untuk mengunci dan menaruh kamera di  tripodmu. Sia-sialah kamu membawa tripod yang akhirnya tidak bisa dipakai. Biasakan untuk mengecek kembali tripodmu dari plate tripod, kunci-kucian kaki tripod masih sempurna.

4. Mengganti lensa di waktu yang tidak tepat
Bayangkan ketika kamu sedang memotret acara penting seperti di acara pernikahan, ketika penganten sudah berjalan kearah fotografer dan kamu sedang memakai lensa tele, cepat-cepat kamu mengganti lensa wide tetapi sangat disayangkan ketika kamu terlambat mengganti dan pengantin sudah melewatimu. Akhirnya kamu tidak dapat memfoto moment berharga. Untuk acara-acara penting pastikan kamu mempunyai daftar acaranya dan untuk antisipasi jika kamu punya kamera lebih kamu bisa mengaturnya satu kamera untuk wide dan satunya untuk tele. Belajarlah cara mengganti lensa dengan cepat.

5. Meletakkan tas kamera dengan sembarangan
Ketika kita sudah melakukan sesi pemotretan karena terlalu asyik dengan pindah-pindah lokasi dan kita meletakkan tas kamera di lokasi semula. Akhirnya baru sadar ketika kita mau ganti lensa dan kita lupa meletakkan tas kamera kita. Bisa jadi sebelum kita sadar tas kamera kita sudah lenyap diambil orang. Biasakan untuk mengingat barang bawaan kita. Jika anda sedang melakukan sesi pemotretan biasakan untuk membawa teman / asisten untuk membantu kamu membawa peralatanmu.

Thursday, March 26, 2015

Komposisi Dasar dan Sudut Pengambilan Gambar

Komposisi Dasar dan Sudut Pengambilan Gambar


Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.

Definisi Komposisi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.

Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1.    Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2.    Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3.    Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.

Jenis-Jenis Komposisi :
Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)
Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø   Rule of Thirds  (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø   Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø   Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.
Ø   Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§   High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§   Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.


Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
v  Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
v  Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
v  Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
v  Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.
TIPS HUNTING
Persiapan Awal
1.    Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)
2.    Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.

Pada Saat Hunting
1.    Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.
2.    Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
Pasca Hunting
1.    Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.
2.    Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

Jenis Genre Foto dan Teknik Dasar Fotografi

Jenis Genre Foto dan Teknik Dasar Fotografi


JENIS-JENIS GENRE FOTO
Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.
  1. FOTO MANUSIA
Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :
a. Portrait
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.
b. Human Interest
Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.


c. Stage Photography
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan.
d. Sport
Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.
  1. FOTO NATURE
Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.
a. Foto Flora
Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.
b. Foto Fauna
Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
c. Foto Lanskap
Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.
  1. FOTO ARSITEKTUR
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.
  1. FOTO STILL LIFE
Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis.
  1. FOTO JURNALISTIK
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

TEKNIK DASAR PEMOTRETAN
Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.
Focusing
Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
Pengaturan Speed
Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure)pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure(pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.
Pengaturan Diafragma
Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.

RESEP KREATIF PEMOTRETAN
1. Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod (jika diperlukan)
c.       Filter Radial Zoom (jika diperlukan)

Cara membuat :
a.       Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b.      Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur diafragma menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan memutar ring zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom out
d.      Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.

2. Panning
Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod (jika diperlukan)
Cara membuat :
a.       Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan speed yang lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting speed lambat
b.      Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d.      Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e.       Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.
3. Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Filter Multi Ekspose (jika  diperlukan)

Cara membuat :
a.       Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b.      Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c.       Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d.      Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e.       Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f.       Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.

4. Bulb
Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod
c.       Kabel Release

Cara membuat :
a.       Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b.      Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c.       Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d.      Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.

5. Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
Bahan-bahan :
a.       Kamera


Cara membuat :
a.       Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya tersebut
b.      Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.

6. Makro
Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Lensa Makro (jika punya)
c.       Filter Close Up

Cara membuat :
a.       Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b.      Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c.       Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up
7. Framming
Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.
8.   Strobis
Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.